Intan Permata Sari
23209347
4EB05
(Bedah Jurnal) Pelaporan dan Pengungkapan:
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh : Andi Kartika
Fakultas Ekonomi Unisbank Semarang
Vol. 1 No. 1
Abstract
This study aims to test the factors that influence the level of disclosure of financial statement completeness in manufacturing companies registered in the Jakarta Stock Exchange. Disclosure of financial statement is factor that is significant in achieving capital market efficiency and as a means of public accountability. A study in disclosure of financial statement will give a viewpoint about disclosure practice conducted in Indonesia.
Sample used is 118 manufacturing company financial statements in 2004 -2006 which are taken using purposive sampling. Items of the disclosure studied include compulsory and voluntary disclosure to gain the total item of 112 disclosures.The method analysis of the data used is multivariate regression or the test on the hypothesis conducted to identify whether leverage, liquidity, profitability, public share, and the age of the company have significant influence towards the level of disclosure of financial statement completeness.
The result of the study shows that profitability variable and public share have positive and significant influence towards the level of disclosure of financial statement completeness. The other independent variable such as leverage, liquidity, and the age of the company do not indicate certain significance influence towards the level of disclosure of financial statement completeness.
Latar Belakang
Laporan tahunan pada dasarnya adalah sumber informasi bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam pasar modal, juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.Laporan tahunan perusahaan dapat memberikan gambaran kinerja selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut .Dalam pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik, pengungkapan laporan keuangan menjadi faktor yang signifikan. Laporan keuangan dapat diungkapkan dalam bentuk penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang ditempuh kontijensi, metode persediaan, jumlah saham yang beredar dan ukuran alternatif, seperti pos-pos yang dicatat berdasar historical cost.
Sedangkan Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang ataupun modal itu sendiri. Informasi keuangan merupakan salah satu masukkan yang diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan. Informasi keuangan terdiri dari laporan keuangan dan laporan non keuangan serta beberapa informasi lainnya. Informasi keuangan tersebut berguna antara lain sebagai pengukur kinerja manajer, alat penilai kinerja perusahaan, alat bantu pengambilan keputusan operasional-taktis-strategik manajerial, alat prediksi kinerja ekonomis di masa depan dan lain-lain.
Perusahaan di pasar modal menggunakan laporan keuangan yang kualitas informasi keuangan terdapat dua jenis pengungkapan (disclosure) yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengungkapan tersebut adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure) merupakan pengungkapan yang diwajibkan peraturan pemerintah dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) merupakan pengungkapan yang tidak diwajibkan peraturan. Penelitian tentang pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik, pengungkapan laporan keuangan menjadi faktor yang signifikan.
Sudah banyak dilakukan penelitian tentang kualitas pengungkapan informasi pada perusahaan yang terdaftar di BEJ, namun masih terdapat perbedaan hasil. Hasil penelitian tersebut beragam, mungkin dikarenakan perbedaan sifat variabel independen dan variabel dependen yang diteliti, perbedaan periode pengamatan, jenis pengungkapan, peraturan yang berlaku dan/atau perbedaan dalam metodologi statistik yang digunakan.
Penelitian ini berbeda dengan peneiti-peneliti sebelumnya khususnya perubahan mengenai beberapa hal. Pertama, penelitian-penelitian sebelumnya lebih banyak menekankan perhatian pada tingkat pengungkapan wajib saja atau sukarela saja sebagai variabel dependen. Dalam penelitian ini, prosedur pengukuran variabel tersebut mencakup keduanya (baik wajib maupun sukarela) yang dinyatakan dalam indeks pengungkapan. Kedua, penelitan-penelitian sebelumnya banyak dilakukan terhadap data cross sectional untuk satu periode saja. Dalam penelitian ini penulis mencoba melakukan perluasan penelitian dengan menganalisis data lebih dari satu periode untuk menguji apakah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan dalam penelitian ini tetap konsisten dalam waktu yang berbeda.
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji secara empiris pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, serta umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Mengukur tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), khususnya perusahaan manufaktur.
Analisis
Uji Normalitas
Uji normalitas data dapat ditentukan dengan melihat distribusi residual dari model regresi. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Data yang normal diperoleh apabila nilai signifikasi pengujian berada di atas 0,05. Hasil pengujian menunjukkan data telah terdistribusi normal karena nilai probabilitasnya sebesar 0,945 lebih besar dari 0,05.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai mutlak residual dengan variabel-variabel bebasnya. Hasil yang tidak signifikan menunjukkan tidak terdapatnya gejala heteroskedastisitas.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel DER sebesar 0,328; variabel CR sebesar 0,299; variabel ROA sebesar 0,557; PUBLIK sebesar 0,127 dan variabel UMUR sebesar 0,927 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
2. Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas diuji dengan menggunakan nilai VIF dari model regresi. Nilai VIF yang berada di bawah 10 menunjukkan tidak adanya masalah multikolinieritas dalam regresi.
Hasil pengujian terhadap keseluruhan prediktor yang diuji dengan menggunakan nilai VIF dari model regresi, menunjukkan adanya nilai VIF yang berada di bawah 10. Hal ini menunjukkan tidak adanya masalah multikolinieritas dalam regresi.
3. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin Watson. Jika nilai Durbin Watson berada di atas nilai tabel 4 - dU atau lebih kecil dari dU menunjukkan adanya gejala autokorelasi dalam model regresi.
Pengujian Autokorelasi
Nilai Durbin Watson dari model regresi diperoleh nilai DW sebesar 2,111. Nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 118, jumlah variabel independen (k) = 5 dan tingkat signifikansi 0,05, didapatkan nilai dL sebesar 1,441; dU sebesar 1,647; 4 – dU = 2,353; sehingga 1,647 < 2,111 < 2,353. dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi, karena nilai DW diantara dU dan 4 – dU.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji persamaan regresi secara parsial maupun secara simultan.
Hasil Pengujian Determinasi
Nilai adjusted R2 dalam model regresi ini diperoleh sebesar 0,059. Hal ini berarti bahwa 5,90% variasi indeks pengungkapan dapat dijelaskan oleh variasi DER, CR, ROA, PUBLIK dan UMUR, sedangkan 94,10% lainnya indeks pengungkapan dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.
Hasil Pengujian Regresi secara Simultan
Hasil uji F menunjukkan nilai Fhitungsebesar 10,982 dengan signifikansi pengujian sebesar 0,036. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Indeks pengungkapan dapat dijelaskan oleh variasbel DER, CR, ROA, PUBLIK dan UMUR.
Kesimpulan
Penelitian ini menguji apakah terdapat pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham oleh investor luar dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan periode penelitian tahun 2004 dan 2006.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh secara parsial dengan tingkat signifikansi 5%, Variabel leverage yang diproksikan dengan DER yang mempunyai nilai 1 = 0,001; thitung = 0,464 dengan signifikansi sebesar 0,643 yang berarti DER memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Dengan tidak siginifikannya pengaruh DER terhadap pengungkapan mengindikasikan bahwa pengungkapan laporan keuangan dengan penjelasannya tidak menekankan pada informasi hutang perusahaan.
CR yang mempunyai nilai 2= -0,006; thitung = -1,997 dan signifikansi sebesar 0,048 yang berarti CR memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang lemah dalam likuiditasi perlu memberikan informasi yang lebih rinci dibandingkan dengan perusahaan yang lebih likuid untuk menjelaskan latar belakang dari kelemahan tersebut atau dengan kata lain terdapat hubungan yang negatif antara tingkat likuiditas dengan keluasan pengungkapan.
Variabel profitabilitas (ROA) yang mempunyai nilai 3 =0,002; thitung =2,069 dengan signifikansi sebesar 0,041 yang berarti ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Dengan profitabilitas yang tinggi manajer perusahaan akan mengungkap lebih banyak laporan keuangan untuk menunjukkan kinerja dari perusahaan.
Jumlah kepemilikan saham oleh publik yang mempunyai nilai 4 = 0,001; thitung = 2,210 dengan signifikansi sebesar 0,029 yang berarti saham publik memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian pengungkapan perusahaan akan semakin luas.
Umur perusahaan yang mempunyai nilai 5 = 0,000; thitung = 0,246 dan signifikansi sebesar 0,806 yang berarti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini dikarenakan semakin lama perusahaan berdiri, maka akan membutuhkan banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk mengungkapkan informasi tersebut, sehingga perusahaan berusaha menekan dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk keperluan pengungkapan informasi tersebut. Jadi perusahaan yang sudah lama berdiri akan mengungkapkan informasi yang menurut mereka akan banyak disorot oleh investor dan dengan harapan para investor akan tertarik membeli saham perusahaan.
Sumber: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&ved=0CEQQFjAD&url=http%3A%2F%2Fwww.unisbank.ac.id%2Fojs%2Findex.php%2Ffe4%2Farticle%2Fview%2F212%2F154&ei=fqSTUcjoL4ztrQfs4oDICA&usg=AFQjCNFeQO5yI_vCMgFlqrruSL4IG9D6VQ&sig2=a5aGJrNrJc6XvfcjD2KECQ&bvm=bv.46471029,d.bmk