Intan
Permata Sari
23209347
1EB07
MAKALAH
PRODUK NASIONAL BRUTO
KATA
PENGANTAR
Tolak
ukur yang biasa dipakai untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara
diantaranya adalah pendapatan nasional, produk nasional, tingkat kesempatan
kerja, tingkat harga dan posisi neraca pembayaran luar negeri. Pendapatan
Nasional (National Income) adalah merupakan salah satu tolok ukur yang sangat
penting dalam menganalisis dan mengatasi masalah-masalah ekonomi makro yang
dihadapi masyarakat sesuatu negara.
Produk
Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Dengan menghitung GNP kita dapat
mengetahui nilai produk suatu negara, dengan demikian kita bisa mengetahui
keadaan ekonomi suatu negara. Hasil dari peritungan produk nasional bruto dapat
digunakan oleh pemerintah sebagai sumber informasi untuk memajukan negaranya
atau pihak lain seperti investor dari luar negeri untuk mengetahui peluang
bisnis di suatu negara.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ilmu
ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari pilihan-pilihan Ilmu ekonomi muncul
karena ketidak seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan
alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Kenyataan ini mendorong manusia untuk
melakukan pilhan-pilihan penggunaan sumber daya yang dimilikinya.
Oleh
karena itu, penting untuk mempelajari ilmu ekonomi secara lebih mendalam agar
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena apapun yang kita
kerjakan tidak akan lepas dari masalah ekonomi.
Dalam
ilmu ekonomi terdapat banyak hal yang perlu dipelajari, salah satunya adalah
produk nasional bruto. Hal tersebut sangat penting untuk dipelajari karena kita
dapat mengetahui tingkat pertumbuhan suatu negara dengan perhitungan produk nasional
bruto.
Pertumbuhan
ekonomi merupakan suatu proses peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan
melewati tahap-tahap tertentu sebelum mencapai tingkat yang tertinggi.
Pembangunan ekonomi juga harus ditandai dengan perubahan dalam struktur sosial
dan sikap mental masyarakat.
Untuk
mencapai tingkat kemakmuran suatu Negara dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang
dinamis, yaitu suatau keadaan yang menggambarkan peningkatan roduk domestik
bruto dari masyarakat suatu Negara.
B.
TUJUAN
Penyusunan makalah ini bertujuan:
a. Memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian
Indonesia
b. Memahami konsep Produk nasional Bruto
BAB
II
PEMBAHASAN
Produk
Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB adalah nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. GNP riil perkapita
diperoleh dengan membagi GNP riil dengan jumlah penduduk. GNP riil perkapita
mengukur jumlah rata-rata keseluruhan output yang diperoleh oleh setiap
penduduk. Dengan demikian kenaikan GNP riil perkapita berarti kenaikan standar
hidup masyarakat (standar hidup lebih tinggi).
Tolak ukur yang biasa dipakai untuk
mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara diantaranya adalah pendapatan
nasional, produk nasional, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga dan posisi
neraca pembayaran luar negeri. Pendapatan Nasional (National Income) adalah
merupakan salah satu tolok ukur yang sangat penting dalam menganalisis dan
mengatasi masalah-masalah ekonomi makro yang dihadapi masyarakat sesuatu
negara.
Sifat-sifat PNB adalah sebagai berikut:
1. PNB adalah ukuran moneter
PNB
tidak memperhitungkan perubahan yang terjadi pada nilai uang karena terjadinya
perubahan harga-harga umum. Oleh sebab itu PNB pada tahun tertentu tidak dapat
dibandingkan dengan PNB pada tahun lain, karena perubahan yang terjadi
disamping menyangkut perubahan jumlah output juga harganya sehingga nilai uang
yang digunakan tidak sama besarnya.
2. PNB hanya memperhitungkan barang-barang
dan jasa akhir saja
Barang
dan jasa akhir adalah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dan langsung
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Artinya barang dan jasa itu
tidak lagi beredar dipasar untuk diperjual belikan. Barang yang dibeli oleh
rumah tangga inividu maupun rumah tangga perusahaan tetapi tidak langsung
digunakan sendiri. Untuk menghindari
sesuatu produk dihitung lebih dari satu kali (double counting), dalam perhitungan
PNB dipakai cara perhitungan lain yang dikenal dengan nama Cara Nilai Tambah.
Nilai
tambah adalah nilai yang ditambahkan pada PNB oleh rumah tangga perusahaan dan
terdiri dari penerimaan rumah tangga perusahaan itu dari penjualan barang dan
jasanya dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga perusahaan tersebut untuk
membeli barang dan jasa perusahaan lain (barang antra). Dengan demikian
jelaslah bahwa PNB dapat juga dinyatakan sebagai keseluruhan nilai tambah rumah
tangga perusahaan yang beroperasi dalam masyarakat selama kurun waktu tertentu,
biasanya dalam satu tahun.
1. PRODUK
NASIONAL BRUTO (GNP) NOMINAL DAN RIIL
Bagi
ahli makro ekonomi data
terpenting ialah perhitungan produk nasional bruto (GNP-Gross National Product)
yang menghubungkan pengeluaran egregat dengan produksi dan pendapatan dalam
wujud yang cocok bagi analisis
makro ekonomi. GNP di atas 3 trilyun dicapai
pertama kali tahun 1982, mencapai nilai 3.059,3 milyar dolar. GNP dirumuskan
sebagai nilai pasar dari keluaran barang-barang jadi dan jasa-jasa. Jadi yang
dihasilkan suatu Negara selama suatu periode yang dihitung secara arbiter.
Meskipun periode waktu yang biasa digunakan untuk menghitung GNP adalah tahun kalender, perkiraan GNP juga
disiapkan oleh Departemen Perdagangan atas dasar kuartalan.
Bila
kita amati definisi GNP lebih dekat, akan ditemukan sejumlah istilah pertama, yaitu
nilai pasar (market value) yang
menyatakan bahwa agregasi dari berbagai barang dan jasa ke dalam suatu
totalitas diperoleh dengan menilai setiap barang dan jasa pada nilai pasarnya,
kemudian uang ini dijumlahkan. Kedua, megukur nilai produksi baru yaitu
keluasan yang dihasilkan selama periode perhitungan. Ketiga, GNP hanya mencakup
barang-barang jadi dan jasa-jasa.
Pada
tahun 1982 GNP meningkat menjadi 121,6 milyar dollar melebihi nilai 1981 yang
bernilai 2.937,7 milyar dollar, sementara perekonomian berada dalam proses
mencebur ke dalam depresi yang paling dalam sejak 1930. Namaun GNP tidak
menggambarkan hal ini karena inflasi yang berkesinambungan, harga-harga
meningkat sekalipun kuantitas menurun. Untuk mengendalikan dampak inflasi
diperlukan tolak ukur lain terhadaap kegaiatan ekonomi agregat. Tolak ukur GNP
riil, dengan menilai keluaran harga-harga “tahun dasar” yang dipilih secara arbiter. Hasilnya
adalah ukuran tentang produksi agregat yang megneliminasi dampak inflasi dan
menunjukkan apa yang terjadi dengan kegiatan perekonomian terlepas dari gerak
harga-harga. GNP riil 1982, yang dinilai atas harga 1972, turun dari nilai
tahun 1981 yaitu dari 1.502,6 milyar dollar menjadi 1.476,9 milyar dollar
sehinnga mencatat penurunan tajam ke dalam resesi. Persaentase penciutan
sebesar 1,7 persen yang dinyatakan
sebagai tingkat pertumbuhan “riil”.
Bila
GNP dinilai pada harga yang berlaku disebut GNP nominal sedangkan GNP yang dinilai atas dasar harga-harga suatu
tahun dasar disebut GNP riil.
Pembagi GNP nominal dengan GNP riil disebut implicit price deflator. Implicit price deflator adalah suatu
ukuran menyeluruh dan penting mengenai inflasi yang jumlahnya sama dengan
timbangan rata-rata dari semua harga yang baru dihasilkan dalam perekonomian.
2. PERHITUNGAN
GNP
Jika
pendapatan faktor-faktor
produksi luar negeri yang ada dalam perekonomian dinotasikan sebagai PFLN
sedangkan pendapatan factor-faktor produksi perekonomian yang ada di dalam
negeri dinotasikan sebagai PFDN, maka:
PNB = PDB – PFLN + PFDN
Selisih
antara PFLN dengan PFDN adalah pendapatan factor produksi netto (PFPN) atau net factor income from abroad. Dengan
demikian dapat dikatakan:
PNB = PDB + PFPN
Jika
PFPN bernilai negative, maka pembayaran terhadap pendapatan faktor-faktor produksi luar negeri lebih
besar daripada penerimaan atas balas jasa faktor produksi dosmestik yang digunakan
oleh perekonomian luar negeri. Angka
ini mengindikasikan bahwa nilai impor faktor
produksi lebih besar daripada nilai ekspor faktor produksi. Umumnya PFPN Negara-negara
berkembang seperti Indonesia bernilai negative, artinya nilai impor faktor produksi lebih besar daripada nilai
ekspor faktor
produksi karena di negara berkembang nilai PNB nya lebih kecil daripada nilai PDB nya.
Contoh perhitungan GNP
Amerika Serikat tahun 1980:
Kompensasi untuk pegawai $ 1.599 Pengeluaran
konsumsi rumah tangga $ 1.667
Upah dan gaji $ 1.356 Barang
mewah $
214
Bukan
mewah $
670
Jasa-jasa $
783
Suplemen $ 243 Investasi
swasta domestic bruto $
402
Pendapatan dari kekayaan $
186 Pembangunan rumah $
103
Pendapatan dari sewa
Perorangan $
33 Investasi tetap
perusahaan $
309
Bunga netto $
188 Perubahan bersih
persediaan ( $
10 )
Laba perusahaan
(penyesuaian penilaian) $
182 Ekspor netto barang
dan jasa $
25
Pajak atas laba $
85 Ekspor $
339
Deviden $ 58 Impor ($ 314)
Belanja
pemerintah atas barang-
Laba tidak dibagikan $ 100 barang
dan jasa $
538
Penyesuaian penilaian Federal $
197
Persediaan ($
43) Negara bagian dan
local $
341
Pendapatan nasional $ 2.117
Pembayaran transfer
Perusahaan $
10
Pajak perusahaan tidak
langsung $ 213
Diskrepansi statistic $ 2
Produk
Nasional Netto $ 2.340
Penyusutan $ 293
Tagihan
atas produk
nasional bruto $ 2.633 Produk
Nasional Bruto $
2.633
3. KEKURANGAN
GNP
Berikut
ini beberapa kekurangan GNP sebagai tolak ukur kesejahteraan:
·
Ada sejumlah besar kegiatan yang
sebenarnya termasuk produktif tetapi tidak ikut diperhitungkan.
Contoh: pekerjaan para ibu di rumah yang
jelas merupakan kegiatan produktif tetapi tidak ikut dihitung dalam GNP.
·
GNP adalah alat ukur yang bersifat
kuantitatif yang tidak mencerminkan perbaikan dalam kualitas hidup.
Contoh: bila kemajuan teknik produksi
menyebakan suatu barang dapat dihasilkan dengan harga yang lebih murah, namun
angka GNP menjadi merosot.
·
GNP hanya mengukur volume produksi
tetapi tidak mengatakan apa-apa tentang bagaimana pembagian hasil di antara para warga masyarakat dan tidak
menunjukkan apa-apa tentang komposisi hasil produksi.
Contoh: produksi barang-barang mewah
yang mahal sangat menaikkan angka
GNP, sedangkan rakyat banyak pula yang kekurangan atas barang-barang kebutuhan
hidup pokok seperti beras, gula, dan obat-obatan yang harus di impor.
·
Kenaikan dalam GNP ada beberapa efek
samping seperti pencemaran udara atau lingkungan, kebisingan, penggundulan
hutan, dan erosi yang tidak dikurangkan dari nilai GNP sebagai biaya.
Contoh: penebangan hutan menyebabkan
erosi dan banjir, bila pemerintah mengeluarkan uang banyak untuk menanggulangi
banjir. Biaya tersebut dihitung dalam GNP tetapi penggundulan tidak dikurangkan.
KESIMPULAN
Kami
menyimpukan bahwa Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB adalah
nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
(nasional) selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk
hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. dirumuskan sebagai berikut : PNB =
PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Factor Income from Abrood).
Net National Product atas dasar
harga pasar adalah GNP dikurangi depresiasi/penyusutan atas barang modal dalam
proses produksi selama satu tahun. Rumusnya adalah : NNP = GNP – Depresiasi.
Net National Income (NNI) adalah NNP
dikurangi pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah, atau jika kita
menghitung dari GNP dapat kita rumuskan: NNI = GNP - Depresiasi - Pajak tidak
langsung. Personal Income adalah pendapatan yang diterima oleh setiap
lapisan masyarakat dalam satu tahun. Rumus
PI adalah : PI = NNI - (Laba ditahan +
pajak perseorangan + iuran jaminan sosial + transfer payment).
Disposible Income adalah Personal
Income setelah dikurangi pajak langsung (misalnya pajak bumi dan bangunan,
pajak kendaraan bermotor dan sebagainya). Rumus
DI adalah : DI = PI - Pajak Langsung.
Pendapatan per kapita Indonesia jika
dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, ternyata masih termasuk
rendah.
secara umum pada tahun 1998
pertumbuhan PNB Riil Per Kapita di dunia mengalami penurunan sebagaimana halnya
Indonesia kecuali negara-negara tertentu seperti Amerika Serikat, Jerman,
Kanada dan Perancis. Hal ini terjadi, karena di dunia yang arus globalisasinya
semakin gencar, kejadian atau masalah yang terjadi di suatu negara atau kawasan
tertentu akan berdampak pula pada negara lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Dernburg, Thomas F.
1994. Macroeconomics: Concepts, Theories
and Policies. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama
Gilarso T. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Rahardja, Prathama dan
Manurung, Mandala. 2008. Teori Ekonomi:
Makro Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar